BAZNAS JABAR terus menggalangkan program JABAR Mandiri, kali ini BAZNAS JABAR Gelar Pembekalan management kepada penyadang disabilitas.
Acara ini bekerja sama dengan APDL (Aliansi Perempuan Disabilitas Lansia). Acara ini dihadiri oleh puluhan penyandang disabilitas dari beberapa Kabupaten dan Kota Se-Jawa Barat. Acara yang bertemakan "Bangkitkan semangat disabilitas dalam karya nyata" yang diadakan di Aula Islamic Center, Kabupaten Karawang pada hari Rabu, 25 September 2019.
Disampaikan Ketua Umum APDL Jawa Barat, Sri Agustini, pemberdayaan disabilitas untuk menjadi wirausaha mandiri sudah menjadi program Baznas provinsi Jawa Barat yang bekerjasama dengan APDL dimulai sejak tahun 2016.
“Dari program tersebut, ada yang mendapat bantuan modal usaha, alat bantu gerak, bantuan pendidikan dan sarana keagamaan,” kata Ketua Umum APDL Jawa Barat, Sri Agustini.
Lanjut, Sri Agustini, pihaknya mengapresiasi kegiatan pembekalan tersebut. Menurutnya, dengan memiliki keahlian akan menumbuhkan motivasi dan kepercayaan diri penyandang disabilitas.
“Penyandang disabilitas kadang dipandang sebelah mata di dunia industri, padahal dalam UU Penyandang Disabilitas pemerintah diamanatkan mempekerjakan penyandang disabilitas dua persen dari jumlah pekerja, dan perusahaan swasta satu persen dari jumlah pekerja,” katanya.
Sementara itu, Divisi pendistribusian pendayagunaan Baznas Provinsi Jawa Barat, Budi Raharja menuturkan dalam pembekalan ini, Baznas lebih menekankan kepada perubahan mindset kaum disabilitas yang mana ide membuat suatu produk lebih diutamakan sebelum pemberian modal usaha.
“Salah satu program dari Baznas Provinsi Jawa Barat adalah membantu para disabilitas untuk bisa mandiri dan jangan sampai mereka kemudian menjadi konsumtif terus menerus, sehingga salah satu programnya yaitu pemberian ketrampilan produktif yang bisa membuat mereka untuk mengolah suatu bahan atau produk untuk diperjual belikan,” terangnya.
Dikatakan Budi, dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat, kegiatan-kegiatan berkelompok akan jadi lebih baik dari pada individual, karena biasanya kaum disabilitas yang memilih individual kerap mengalami patah arang.
“Meindset lebih awal sebelum kita memberikan permodalan, karena mau diberi modal berapapun kalau meindsetnya konsumtif maka akan habis juga, namun kalau meindsetnya sudah produktif insyaAllah lebih bagus,” pungkasnya. Sumber : Faktajabar