Puasa tidak hanya sekedar menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istir tapi ibadah puasa dalam agama islam juga memiliki makna yang mendalam. Ibadah puasa diibaratkan sebagai perisai yang melindungi muslim serta mengajarkan untuk memperkuat hubungan spiritual dengan Allah swt. Selain dari sisi spiritual, puasa juga mengajarkan kepada kita nilai-nilai sosial yang mulia.
Mari bersama kita ulas mulai dari pengertian, makna, dan pentingnya puasa bagi kehidupan setiap orang yang beragama islam.
Mengutip dari Jurnal Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), pengertian puasa secara etimologis berasal dari kata "As-shaum", yang secara harfiah berarti menahan diri dari melakukan suatu tindakan. Namun, menurut ajaran agama Islam, puasa merujuk pada menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan diiringi niat dan memenuhi syarat-syarat tertentu.
Dengan demikian, puasa juga berarti menahan diri dari makan dan minum, mengendalikan hawa nafsu, serta menahan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna atau yang dilarang oleh Allah SWT. Ini juga termasuk dalam konteks puasa adalah menghindari memasukkan substansi fisik apapun ke dalam tubuh, termasuk minum obat dan sejenisnya.
Dalam Al-Qur’an, istilah shaum juga berarti menahan diri dari hal-hal negatif, seperti berbicara yang tidak bermanfaat. Sebagai contoh, dalam Q.S. Maryam ayat 26, Maryam diperintahkan untuk menahan diri dari berbicara. Hal ini mengajarkan umat Muslim bahwa puasa bukan hanya tentang fisik tetapi juga menjaga lisan, pikiran, dan perilaku.
Ibadah Puasa mengajarkan umat Islam untuk lebih bertakw serta mendekatkan diri kepada Allah swt. Dengan berkewajiban menahan diri dari makan dan minum serta hawa nafsu, seorang Muslim melatih kesabaran, pengendalian diri, dan ketulusan dalam beribadah.
Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa adalah perisai bagi seorang Muslim. Artinya, ibadah ini dapat melindungi dari godaan hawa nafsu dan keburukan, sehingga menjadikan seseorang lebih kuat secara spiritual.
Tidak hanya dari segi spiritual, akan tetapi puasa juga memiliki nilai dari segi dimensi sosial. Dengan menahan diri dari makan dan minum, Allah swt mengajarkan kita untuk merasakan keseharian orang-orang yang kurang mampu, yang harus menahan lapar karena tidak sanggup membeli sesuap nasi.
Oleh karena itu, dalam bulan ramadhan menjadi moment untuk kita meningkatkan rasa empati dengan berbagi. Selain bernilai pahala, berbagi juga bisa menetramkan hati. Tradisi berbagi takjil, membantu fakir miskin, bersedekah, serrta kewajiban menunaikan zakat fitrah mencerminkan kepedulian yang berarti.
Puasa juga menciptakan kebersamaan dalam keluarga dan masyarakat. Suasana berbuka puasa bersama, shalat tarawih, hingga berbagi rezeki menjadi momen yang mempererat hubungan antar sesama Muslim.