Salah satu ibadah yang wajib dilaksanakan di bulan ramadhan adalah puasa. Puasa ramadhan ini diperintahkan oleh Allah dalam Q.S Al-Baqarah ayat 183. Banyak sekali keutamaan yang bisa didapatkan apabila seorang muslim berpuasa. Tidak hanya mendapatkan pahala, tetapi juga baik untuk kesehatan.
Agar puasa kita bernilai, tentunya kita harus mengetahui rukun berpuasa sesuai sunnah Rasulullah saw. niat merupakan salah satu rukun yang wajib dilakukan setiap muslim yang hendak berpuasa.
Menurut mayoritas ulama, niat puasa wajib seperti halnya puasa Ramadhan maka niat bisa dilakukan pada malam hari sebelum fajar terbit. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Hafshah bahwa Rasulullah bersabda :
“Barangsiapa tidak berniat puasa sebelum fajar terbit, puasanya tidak sah.”
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Hibban).
Niat dalam setiap amalan ibadah memegang peranan penting. Karena niatlah yang membedakan sebuah perbuatan bernilai ibadah atau tidak. Kita bisa mendapatkan pahala apabila berniat shalat dan melakukan gerakannya, namun apabula sesorang melakukan gerakan shalat namun tidak berniat shalat maka gerakan itu tidak bernilai.
Namun, terdapat beberapa perselisihan pendapat apakah niat puasa wajib dilfalkan atau tidak, dan kapan waktu yang tepat membaca niat puasa?.
Berdasarkan mazhab Syafi'i niat cukup dilafalkan dalam hati. Namun, umat Islam juga dianjurkan melafalkannya dengan lisan. Niat bisa dilakukan secara hukmiyah, yaitu, yang penting ada keinginan berpuasa, maka sudah dianggap berniat.
Oleh karena itu, jika seseorang bersahur dan tidak terlintas dalam hati dan pikirannya untuk berpuasa, dan perkiraannya ketika dia ditanya mengapa bersahur maka jawabannya saya sahur pasti untuk berpuasa, maka bersahurnya sudah dianggap berniat.
نـَوَيْتُ صَوْمَ غـَدٍ عَـنْ ا َدَاءِ فـَرْضِ شـَهْرِ رَمـَضَانَ هـَذِهِ السَّـنـَةِ لِلـّهِ تـَعَالىَ
"Nawaitu shauma ghadin an adaai fardlu syahri ramadhaana hadzihis sanati lillaahi ta’aalaa".
Artinya, "Saya niat puasa besok, untuk menunaikan kewajiban berpuasa pada bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’aalaa".
Kalangan ulama dari mazhab Syafi'i berpendapat jika niat puasa Ramadhan harus dilakukan setiap hari. Niatnya dilakukan pada malam hari sampai sebelum terbit fajar.
Sementara menurut mazhab Maliki orang yang berpuasa fardu di bulan ramadlan, dia cukup berniat sekali saja di awal malam pertama mau berpuasa.
Secara umum pendapat mazhab Hanbali sama seperti mazhab Syafi’i, walaupun ada beberapa perbedaan. Menurut mazhab Hanbali, ketentuan waktu niat puasa fardu dilakukan setiap malam antara waktu maghrib sampai sebelum terbitnya fajar.
Berdasarkan mazhab Hanafi, Niat harus dilakukan setiap hari, antara masuknya waktu maghrib sampai sebelum separuh siang (nisf al-nahar). Yang dimaksud dengan siang menurut aturan fikih adalah sejak munculnya sinar dari ufuk timur ketika terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari