Sedekah adalah salah satu amalan mulia dalam agama islam yang tak jarang disebutkan dalam Al-Quran. Sedekah tidak hanya memberikan manfaat kepada yang menerima sedekah, tetapi juga memberikan kebahagiaan dan kedamaiam bagi yang memberi sedekah.
Pertanyaan yang sering mucul adalah apakah kita boleh menggunakan sedekah untuk mengabulkan hajat atau keinginan? Para ulama sepakat bahwa melakukan amal soleh agar tujuan tercapai diperbolehkan. Hal ini disebut dengan dengan Tawasul yaitu mendekatkan diri dengan amal soleh, seperti sengaja melakukan sedekah dengan niat agar dikabulkan hajat atau keinginannya
Agar hajat atau keinginan kita terkabul tentunya perlu diiringi dengan ikhtiar dan sabar memanjatkan doa, tapi tidak salah jika kita menempuh cara agar doa yang kita panjatkan cepat terkabul. Salah satu caranya adalah dengan sedekah
Rasulullah memberitahukan cara agar doa lebih cepat terkabul dengan membantu orang lain
Beliau bersabda, "Barangsiapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya hendaklah dia mengatasi (menyelesaikan) kesulitan orang lain,” (HR. Ahmad)
Jadi, ketika kita menginginkan sesuatu, ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitan maka caranya adalah dengan menyelesaikan kesulitan orang lain. Mengatasi kesulitan orang lain bisa dilakukan dengan bersedekah. Oleh karena itu, diperbolehkan bersedekah dengan niat mendekatkan diri kepada Allah swt dan membantu mengatasi kesusahan orang lain lalu doa.
1. Mengucapkan pujian kepada Allah
Berikan sanjungan dan dan pengagungan kepada Allah swt. kita bisa juga sanjung Allah sesuai sifat Allah atau asmaul husna
2. Husnuzhon kepada Allah
Merasa yakin dan percaya bahwa Allah dengan kemurahan-Nya dan karunia-Nya yang agung tidak akan mengecewakan seseorang yang berdo’a kepada-Nya apabila dipanjatkan dengan penuh pengharapan dan ikhlas yang sebenar-benarnya.
3. Bersungguh-sungguh dalam berdoa
4. Berdoa secara teratur
Maksudnya adalah doa yang kita panjatkan jangan hanya sekali tapi kita harus meminta terus menerus kepada Allah
5. Bertaubat
Saat berdoa juga sebaiknya diiringi dengan pengakuan dosa yang telah kita perbuat. Diriwayatkan oleh al-Hakim (II/98-99) dari Sahabat ‘Ali bin Rabi’ah. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 1653), karya Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah
“Sesungguhnya Allah kagum kepada hamba-Nya apabila ia berkata: ‘Tidak ada sesembahan yang hak kecuali Engkau, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri, maka ampunilah dosa-dosaku karena sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa itu kecuali Engkau.’ Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah mengetahui bahwa baginya ada Rabb yang mengampuni dosa dan menghukum”
Doa bisa kapan saja, namun ada beberapa waktu yang dianggap mustajab yaitu :