Rasulullah saw dilahirkan pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal bertepatan dengan tahun gajah. Bertepatan pada tanggal 21 April 571 M. Beliau dilahirkan dari suku Quraisy, yaitu suku paling terkenal dan sangat dihormati oleh masyarakat Arab pada waktu itu. Dari suku Quraisy tersebut, beliau berasal dari Bani Hasyim, anak suku yang sangat dihormati ditengah suku Qurasiy.
Nabi Muhammad saw lahir dalam keaadan yatim. Karena ayahanda Rasulullah saw meninggal dunia sejak nabi berada dalam kandungan ibunda tercinta dalam usia 2 bulan. Setelah lahir Nabi Muhammad saw dibesarkan oleh kakeknya, Abdul Muthalib, dan kemudian diasuh serta disusui oleh Halimah Sa'diyah, seorang wanita yang dengan keikhlasannya, Allah karuniakan kelimpahan air susu saat menyusui Nabi kecil.
Semasa kecil, Nabi Muhammad saw tumbuh sebagai anak yatim. Meskipun kehilangan ayah dan di usia 6 tahun ibunya meninggal, beliau tetap berada dalam asuhan kakeknya. Saat kakeknya wafat saat itu nabi berusia 8 tahun,lalu dibesarkan oleh pamannya yang bernama Abu Thalib, Pamannya mengambil alih tanggung jawab untuk merawatnya. Meskipun tumbuh dalam keterbatasan, Nabi menunjukkan sikap yang mulia sejak kecil, dikenal dengan kecerdasannya serta kejujurannya.
Pada saat Rasulullah saw, Abu Thalib mengajaknya berdagang ke negeri Syam. Sesampainya di perkampungan Bushra mereka disambut oleh pendeta bernama Buhaira. Semua rombongan turun memenuhi jamuan dari sang pendeta kecuali Rasulullah SAW. Sang paman menceritakan sifat-sifat yang dimiliki Nabi Muhammad SAW kepada Buhaira, saat itu Buhaira mengatakan bahwasannya anak ini akan menjadi pemimpin yang besar di suatu hari nanti karena sang pendeta mengetahui ciri-cirinya dari kitab-kitab yang dikaji oleh sang pendeta.
Maka pada saat itu Buhaira meminta kepada Abu Thalib untuk tidak membawa nya pergi ke negeri Syam karena khawatir kaum Yahudi yang berada disana akan mencelakai Nabi Muhammad SAW. Akhirnya Abu Thalib memerintahkan anak buahnya untuk membawa kembali Nabi Muhammad SAW ke Mekkah.
Pada usia 25 tahun, Nabi Muhammad saw mulai berdagang bersama seorang wanita kaya raya bernama Khadijah. Khadijah memberikan modal kepada Nabi Muhammad saw dengan sistem bagi hasil. Mendengar kejujuran dan budi pekerti yang luhur, akhirnya melamar beliau melalui sahabatnya, Nafisah binti Umayyah. Pernikahan mereka menjadi simbol kebahagiaan dan cinta yang tulus, dengan Khadijah mendukung perjuangan dakwah Nabi hingga akhir hayatnya.
Ketika usia Rasulullah saw mendekati 40 tahun, beliau mulai suka menyendiri dan menghindar dari hingar bingar kehidupan kaumnya yang penuh kesyirikan dan perbuatan nista. Berbekal sekantong makanan dan air secukupnya, beliau sering pergi menuju gua hira yang berjarak sekitar 2 mil dari kota Mekkah.
Dalam kesendiriannya tersebut, nabi menghabiskan waktunya untuk beribadah dan merenungi kebesaran alam di sekelilingnya serta menyadari akan adanya kekuasaan yang agung dibalik semua penciptaan ini.
Pada usia 40 tahun, saat Nabi Muhammad saw sedang beribadah di Gua Hira, beliau menerima wahyu pertama dari Allah melalui Malaikat Jibril. Ayat pertama yang diturunkan adalah Surah Al-'Alaq ayat 1-5, yang memulai peran beliau sebagai Rasul terakhir. Peristiwa ini menjadi titik awal dakwah Islam, yang kemudian disebarluaskan secara perlahan di kalangan keluarga terdekatnya.
Setelah menerima wahyu, Nabi Muhammad saw mulai berdakwah secara terang-terangan. Meskipun mendapat dukungan dari sebagian kecil keluarga dan sahabat, dakwah beliau mendapat tantangan besar dari kaum Quraisy. Mereka menentang ajaran Islam karena khawatir hal tersebut akan merusak agama nenek moyang yang menyembah berhala. Abu Jahal dan Abu Lahab, dua tokoh Quraisy, termasuk yang paling vokal menentang Nabi, bahkan mereka tidak segan-segan menyebar fitnah dan melakukan kekerasan terhadap Nabi dan para pengikutnya.
Karena tekanan yang semakin besar di Mekkah, Nabi Muhammad saw dan para pengikutnya akhirnya melakukan hijrah ke Madinah pada tahun 622 M. Di sana, Nabi diterima dengan baik dan mulai membangun masyarakat Islam yang kuat. Pada tahun kedua Hijriah, perintah zakat dan kurban mulai disampaikan kepada umat Islam sebagai bagian dari ajaran untuk berbagi dan membantu sesama.
Ketika dakwah sudah semakin sempurna, dan islam sudah mengendalikan keadaan, mulailah tampak tanda-tanda perpisahan Rasulullah saw. Hal tersebut tampak dari perasaan, ucapan maupun perbuatan beliau.
Pada hari senin ketika kaum muslimin akan melaksanakan shalat shubuh diimami Abu Bakar, Rasulullah saw membuka tirai rumahnya untuk melihat mereka, beliau tersenyum. Abu Bakar mundur kebarisan shaff shalat, karena dia mengira bahwa Rasul akan menjadi imam shalat. Namun Rasulullah saw melambaikan tangannya dan memberikan isyarat agar mereka meneruskan shalatnya, kemudian beliau masuk kembali ke kamarnya dan menutup tirai rumahnya.
Setelah kejadian itu waktu dhuha, hari senin 12 Rabi’ul Awwal, tahun 11 H, tepatnya usia Nabi Muhammad SAW 63 tahun. Nabi Muhammad saw wafat meninggalkan umatnya pada masa itu. Kesedihan pun saat itu memuncak karena ditinggalkan oleh sang kekasih tercinta yaitu Nabi Muhammad SAW.
Semoga kita salah satu hamba Allah swt yang mendapatkan syaafatul ujma nanti di yaumil akhir aamiin ya rabbal ‘alamin.