Bulan Rajab menjadi momentum penting bagi umat Islam, karena bulan Rajab adalah moment yang tepat untuk meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salah satu cara meningkatkan ketakwaan adalah dengan menjalankan Puasa Rajab yang merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan di bulan mulia ini. Namun tentunya harus diiringi dengan niat yang benar dalam menjalankan Puasa Bulan Rajab.
Bulan Rajab merupakan bulan ketujuh dalam kalender Islam, termasuk dalam empat bulan haram yang dimuliakan. Selain Rajab, bulan haram lainnya adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram.
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dari Said bin Rasyid:
_"Barang siapa berpuasa pada bulan Rajab sehari maka laksana ia puasa selama sebulan, bila puasa tujuh hari maka ditutuplah untuknya pintu neraka Jahanam. Bila puasa delapan hari maka dibukakan untuknya delapan pintu surga. Dan apabila puasa sepuluh hari maka Allah akan mengabulkan semua permintaannya."
Puasa Rajab tidak memiliki jumlah hari tertentu, sahabat dapat melakukan puasa sepanjang Bulan Rajab, namun hari kesepuluh menjadi sangat istimewa karena diyakini sebagai waktu turunnya nur (cahaya) Nabi Muhammad SAW. Momentum ini menjadi kesempatan luar biasa untuk kita mengisi hari-hari di bulan Rajab dengan ibadah sunnah.
KH Maimoen Zubair, ulama kharismatik dari Rembang, menganjurkan umat Islam untuk berpuasa di tanggal 1 hingga 10 Rajab. Anjuran ini sangat relevan untuk kita yang ingin memanfaatkan bulan Rajab untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Beliau berkata:
_"Dalam bulan Rajab hendaknya kita melaksanakan puasa Rajab. Puasa Rajab itu bagusnya dilakukan mulai tanggal 1 hingga tanggal 10. Jika tidak kuat, puasalah hanya tanggal 10. Jika kuatnya dua hari, puasa tanggal 1 dan 10."
Tanggal 10 Rajab memiliki hikmah besar karena dikaitkan dengan sejarah turunnya Nur Muhammad ke rahim Sayyidah Aminah pada malam Jumat Rajab. Momentum ini menjadi pengingat penting bagi kita semua, khususnya anak muda, untuk lebih memahami sejarah Islam.
"Pada malam Jumat tanggal 10 Rajab, turunlah sukma Sayyidina Abdullah kepada Sayyidah Aminah bersama dengan turunnya Nur Muhammad. Maka dari itu, sebisa mungkin puasalah pada tanggal 10 Rajab," jelas Kiai Maimoen.
Kiai Maimoen mengakui bahwa dirinya terbiasa berpuasa pada tanggal 10 Rajab, kadang juga menambahkan puasa pada tanggal 1. Kebiasaan ini dilakukan untuk menjalankan amanah dari ayahnya, yang berpesan agar menjadi kiai yang mampu menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat.
_"Saya itu jadi kiai atas wasiat ayah saya. Jadilah kiai yang senang, enak dunia dan akhiratnya. Ada kiai yang hanya memikirkan akhirat, sampai puasa Dawud setiap hari. Saya sudah tidak kuat dan tidak mau."
Untuk sahabat yang ingin mencoba puasa Rajab, berikut adalah langkah-langkah mudah yang dapat dilakukan:
Niat ini dilafalkan pada malam hari sejak terbenamnya matahari hingga terbit fajar:
Nawaitu shauma ghadin an ada’i sunnati Rajaba lillahi ta’ala
Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Rajab esok hari karena Allah SWT."
Niat Siang Hari Jika lupa membaca niat di malam hari, niat dapat dilakukan di siang hari selama belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa:
Nawaitu shauma hadzal yaumi an ada’i sunnati Rajaba lillahi ta’ala
Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Rajab hari ini karena Allah SWT."
Sahur adalah momen penting yang bisa dilakukan menjelang subuh. Pilih makanan sehat dan bergizi agar tubuh tetap fit selama puasa. Mengakhirkan sahur juga merupakan sunnah Rasulullah saw
Hindari makan, minum, serta perbuatan yang dapat membatalkan puasa, seperti berkata kasar, menggunjing, atau melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat.
Awali dengan doa dan makanan ringan untuk menjaga kesehatan tubuh. Menyegerakan berbuka juga merupakan Sunnah Rasulullah saw. Rasulullah biasa membatalkan puasanua dengan kurma dan air putih
Puasa Rajab adalah salah satu cara untuk kita memperkuat hubungan spiritual dengan Allah SWT. Dengan memahami keutamaan dan anjuran dari KH Maimoen Zubair, mari manfaatkan bulan mulia ini menjadi bekal di akhirat nanti