Kemerdekaan saat ini yang kita rasakan tentu tidak lepas dari peran para pahalawan yang telah berjasa membebaskan tanah air dari penjajahan. Bahkan setelah kemerdekaan indonesia di proklamirkan, situasi Indonesia masih belum stabil. Tentara asing masih mendatangi Indonesia untuk merebut kekuasaan.
Diantara para pahlawan tersebut, terdapat tokoh ulama dan pahlawan muslim yang turut berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Untuk mengenang mereka dan menghargai jasa para pahwalan. Berikut rangkuman 5 pahlawan muslim kemerdekaan Indonesia yang disadur dari beberapa sumber
1. Rahma El-Yunusiyah
Sahabat mungkin lebih familiar dengan tokoh pahlawan wanita seperti Cut Nyak Dien, RA Kartini, atau Dewi Sartika. Sekarang mari berkenalan dengan pahlawan asal minangkabau, yaitu Rahma El Yunusyiah yang tak kalah hasratnya dalam memperjuangkan pendidikan untuk perempuan.
ia mendirikan sekolah khusus perempuan, yaitu Madrasah Diniyah Putri pada tanggal 1 November 1923. Ia ingin perempuan muslimah bisa berperan penting sebagai pendidik, pekerja sosial, teladan moral, muslim, hingga berdakwah untuk menyampaikan pesan-pesan Islam. Tidak hanya itu, Rahma El-Yunusiyah juga mendirikan Menyesal School, yaitu sekolah untuk memerdekan ibu rumah tangga dari buta huruf. Menyesal School berdiri pada tahun 1925 hingga 1932
2. K.H Hasyim Asy’ari
K.H Hasyim Asy’ari tokoh ulama Islam yang juga pahlawan nasional Indonesia. Ia memiliki wawasan luas dan pemikiran visioner dalam sejarah perjuangan. Beliau juga adalah pendiri dari organisasi Nahdhatul Ulama (NU) dan Pondok Pesantren Tebuireng. Salah satu bukti nasionalisnya, beliau mencetuskan Resolusi Jihad untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada 22 Oktober 1945 yang sejak tahun 2015 diperingati sebagai Hari Santri Nasional.
Resolusi Jihad NU adalah upaya meminta pemerintah Indonesia untuk menentukan sikap dan tindakan nyata serta tegas terhadap usaha-usaha yang akan membahayakan kemerdekaan dan agama serta negara, khususnya pihak Belanda dan sekutunya. Isi dari Resolusi Jihad tersebut yakni, menegaskan bahwa hukum membela Tanah Air adalah fardhu ain bagi setiap islam di Indonesia. Selain itu, beliau ayah dari K.H. Abdul Wahid Hasyim, yang merupakan anggota BPUPKI dan Panitia Sembilan.
3. K.H Zainal Mustafa
Saat jepang menjajah indonesia, KH Zainal Mustafa menggagas pemberontakan di Siangaparna, Tasikmalaya pada Februari 1944. K.H Zainal Mustafa terang-terangan tidak menyukai perintah upacara Seikerei, yakni upacara penghormatan kepada kaisar Jepang dengan cara membungkuk ke arah matahari terbi dan kesewenang-wenang Jepang pada rakyat. Perlawanan KH Zainal Mustafa membuat Jepang geram hingga akhirnya ia ditangkap pada tanggal 25 Februari 1944 dan dihukum mati pada 25 Oktober 1944. Namanya kini diabadikan di jalan raya Kota Tasikmalaya.
4. H.OS Cokroaminoto
Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto atau lebih dikenal H.O.S Cokroaminoto adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia yang terkenal sebagai guru dari tokoh terkenal. Murid-murid H.O.S Cokroaminoto diantaranya Soekarno, Semaoen, Musso, Alimin, hingga Tan Malaka.
H.O.S Cokroaminoto merupakan pemimpin organisasi pertama di Indonesia, yakni Sarekat Islam (SI) yang sebelumnya dikenal dengan nama Serikat Dagang Islam. Selain itu perjuangan H.OS. Cokroaminoto untuk Indonesia diantaranya Mengecam pengambilan tanah untuk dijadikan perkebunan milik orang-orang Eropa, mendesak Sumatera Landsyndicaat supaya mengembalikan tanah rakyat di Gunung Seminung, Sumatera Selatan. Menuntut supaya kedudukan dokter-dokter pribumi disamakan dengan dokter-dokter Belanda.
5. Sultanah Safiatuddin
Sultanah Safiatuddin tercatat sebagai pemimpin wanita pertama di Kesultanan Aceh Darussalam. Beliau diangkat sebagai pemimpin setelah suaminya Sultan Iskandar Tsani wafat pada 1641 M. Dalam masa kepemimpinannya, terdapat pro dan kontra yang timbul tentang hukum seorang perempuan memimpin Aceh. Namun hal tersebut tidak melemahkan semangat Sultanah Safiatuddin untuk menjaga masyarakat.
Terbukti selama Sultanah Safiatuddin memimpin, beliau membuat ragam bentuk strategi pemerintahan, bahkan karena Kecakapannya berdiplomasi berhasil mencegah Aceh dirongrong kekuatan-kekuatan kolonialis selama 34 tahun masa pemerintahannya. Tidak hanya itu, beliau juga mengembangkan ilmu pengetahuan, melalui pembangunan perpustakaan dan mengembangkan pusat pendidikan yaitu Jami’ Baiturrahman (Universitas Baiturrahman) serta mendirikan beberapa pesantren di pelosok wilayah Aceh dengan bantuan para Ulama. Untuk membentuk sistem perekonomian yang baik, beliau memberi zakat kepada golongan masyarakat yang berhak menerimanya
Itu adalah beberapa tokoh pahlawan muslim yang telah berjasa. Semoga semangat dan perjuangan mereka bisa menjadi pelajaran untuk kita pantang menyerah dan menjadi manusia yang bermanfaat. Sahabat juga bisa meluaskan manfaat dan menebar kebaikan di BAZNAS Jabar. Yuk Luaskan manfaat untuk masyarakat