Harapan memang hal yang tidak akan terpisahkan dari diri kita sebagai manusia. Kita tentu memiliki harapan ataupun keinginan yang ingin diwujudkan seperti sukses dalam pekerjaan, tambahan penghasilan, liburan sepuasnya, penerimaan rasa cinta, sampai support system yang kita rasa bisa terpenuhi dari manusia lain
Namun ketika harapan tersebut kita gantungkan kepada manusia semata maka bersiaplah merasakan pahitnya rasa kecewa. Karena ketika berharap pada manusia secara berlebihan, kita akan menempatkan beban emosional dan ekspektasi kepada mereka. Sementara mereka entah itu kelaurga, kerabat, teman, maupun pasangan tidak bisa selalu meneuhi harapan kita. Mereka juga manusia yang tidak lepasa dari kesalahan, dan bisa saja meninggalkan kita baik disebabkan oleh kematian atau hal lainnya. .
Padahal Allah sudah berfirman untuk hanya kepada-Nya lah kita berharap :
“dan hanya kepada Rabb-mu hendaknya kamu berharap”
(Q.S Al insyirah ayat 8)
Apabila kita berharap pada Allah swt, sang pencipta yang tak mungkin menelantarkan ciptaanNya lagi Maha Mendengar insya Allah apapun hasilnya kita akan tenang.
Terkadang kita lebih cenderung berfokus pada manusia daripada pada Allah. Kita mungkin berharap pada seseorang untuk kebahagiaan kita, mengandalkan seseorang untuk memenuhi semua kebutuhan kita, atau bahkan menilai nilai kita berdasarkan apa yang orang lain katakan atau pikirkan tentang kita. Ketika kita berbuat demikian, kita menempatkan manusia di atas Allah dalam hierarki harapan kita
Kita harus ingat, jika manusia lain tidak bertanggung jawab atas kebahagiaan atau kesuksesan kita. Kita harus mencari kebahagiaan dalam diri kita sendiri dengan cara mencari pertolongan serta mengikuti panduan dari Allah dalam menghadapi setiap aspek kehidupan kita.
Semoga hati kita selalu penuh harap hanya kepada-Nya, semoga kita tidak pernah menyerah untuk selau berdoa dan berharap kepada Allah semata ya sahabat.