Syirik merupakan bentuk dosa paling besar yang dilakukan umat muslim. Sehingga Allah tidak akan mengampuni siapa pun yang melakukan perbuatan dosa ini. Hal tersebut sebagaimana termaktub dalam firman-Nya
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفْتَرَىٰٓ إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”
(QS. An-Nisa : 48)
Secara umum Syirik dikategorikan kepada dua macam, yakni syirik besar (akbar) dan syirik tersembunyi (khafiy). Pelaku syirik besar tidak mendapatkan ampunan dari Allah kecuali dengan bertaubat sebelum datangnya kematian. Sementara ampunan bagi pelaku syirik tersembunyi berada sesuai pada kehendak yang Allah berikan.
Sahabat, bentuk perilaku syirik kecil pada zaman sekarang beraneka ragamnya. Dan tidak dapat dipungkiri bahwa perilaku syirik kecil di lingkungan masyarakat masih mengalami perkembangan. Oleh karenanya, kita harus mawas diri dari segala bentuk kemunkaran ini.
Pemahaman ta’tsir menjadikan isyarat-isyarat benda angkasa sebagai pegangan dalam meramalkan hal-hal ghaib, seperti rezeki, nasib dan jodoh. Hal-hal ghaib pada hakikatnya merupakan urusan perogratif Allah swt dan tiada seorang pun dari makhluk-Nya yang dapat mengetahui.
Di lingkungan masyarakat, acapkali kita menemukan orang-orang yang menaruh kepercayaan pada nama-nama bintang serta menjadikannya pegangan dalam meramal berbagai hal. Kita mengenal hal ini dengan istilah zodiac.
Istilah tama’im berarti sesuatu yang dikalungkan di leher atau di bagian tubuh seseorang dengan harapan mendatangkan manfaat atau menolak mudharat. Dalam istilah kita tama’im biasa disebut juga dengan jimat.
Dalam salah satu hadits, Rasulullah saw menegaskan bahwa perilaku tama’im merupakan perilaku syirik
“Sesungguhnya jampi, jimat dan pelet adalah syirik”
(HR. Ibnu Majah)
Istilah thiyarah berarti sekumpulan kepercayaan yang bekembang di lingkungan masyarakat dengan menjadikan kejadian tertentu sebagai penentu nasib. Contoh keyakinan seperti ini ketika rumah didatangani kupu-kupu maka itu pertanda datangnya tamu
Rasulullah saw bersabda
“Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik”
(HR. Abu Daud)
Sahabat, dengan atau tanpa kita sadari segala bentuk syirik diatas masih berkembang di lingkungan masyarakat, baik itu masyarakat tradisional atau modern sekalipun.
Semoga Allah swt senantiasa jagakan kita semua dari segala bentuk kemunkaran yang dapat menjauhkan diri dari-Nya.