Bisingnya kota yang begitu riuh, bunyi klakson yang mengagetkan telinga, pembicaraan orang yang mengesalkan mungkin akan kita rindukan ketika nikmat mendengar itu hilang. Rasanya Sunyi seperti halnya Pak Sigit yang mengalami penurunan fungsi pendengaran.
Sepi itu juga dirasakan karena Pak Sigit terpaksa harus hidup sendiri karena istri yang telah lama pergi ke Rahmatullah. Pak Sigit tinggal di kosan sepetak, karena rumahnya sudah tidak layak huni. Atapnya banyak yang bolong, dan dindingnya hampir roboh.
Untuk kehidupan sehari-hari, Pak Sigit berjualan kosmetik keliling atau menerima pesanan kosmetik yang dia beli untuk dijual kembali. Meski kadang Pak Sigit kesulitan berjualan karena keterbatasan pendengarannya. Meski begitu Pak Sigit, masih saja bersemang berjualan dengan cara melihat gerak bibir lawan bicaranya
Sementara sebelah mata Pak sigit juga sudah tidak bisa melihat karena megalami tabrakan di tahun 2012 saat hendak shalat subuh. Sehingga penglihatan Pak Sigit sama terbatasnya dengan pendengarannya. Padahal, Pak Sigit sebenarnya sangat ingin mendengarkan tausiyah yang rutin diadakan di Masjid.
Alhamdulillah kini pendengaran Pak Sigit membaik berkat alat bantu dengar yang BAZNAS Jabar berikan. BAZNAS Jabar juga mendampingi Pak Sigit mulai dari pengecekan telinga, pembersihan telinga, sampai pada pemasangan alat bantu dengar yang sudah disesuaikan dengan ukuran telinga Pak Sigit.
Suasana haru sangat terasa ketika Pak Sigit kembali bisa mendengar suara di sekitarnya. Pak Sigit otomatis sujud syukur ketika mendapatkan alat bantu dengar yang didapatkan secara gratis. Selain memberikan alat bantu dengar, BAZNAS Jabar juga memberikan bantuan hidup berupa sembako dan biaya kontrakan.
Pak Sigit sangat berterimakasih kepada sahabat yang telah membantunya untuk dapat mendegar dunia, dia juga ingin sering kembali datang ke masjid untuk mendengarkan tausiyah. sahabat masih banyak kisah seperti pak sigit, mari bantu mereka mendengar indahnya dunia melalui : baznasjabar.org/zakat