Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI melalui Program Balai Ternak berhasil mendorong 59 peternak binaannya untuk naik kelas dari mustahik menjadi muzaki pada awal tahun 2025.
Selain mencetak muzaki baru, Balai Ternak BAZNAS juga berhasil mengangkat 335 peternak melewati had kifayah dan keluar dari garis kemiskinan. Berdasarkan data Puskas BAZNAS, had kifayah nasional pada 2024 tercatat sebesar Rp4,61 juta, naik dari Rp4,22 juta pada 2023 dan Rp3,01 juta pada 2018.
Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan, M.A., menegaskan bahwa keberhasilan program ini membuktikan peran zakat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
"Balai Ternak BAZNAS bukan sekadar bantuan sementara, tetapi juga solusi jangka panjang yang mampu meningkatkan taraf hidup mustahik hingga mereka naik kelas menjadi muzaki. Ini adalah bentuk nyata dari konsep pemberdayaan berbasis zakat," ujar Saidah baru baru ini.
Saidah menjelaskan sebanyak 59 peternak binaan yang telah menjadi muzaki telah tersebar di 13 lokasi Balai Ternak di Pulau Jawa. Seperti Purworejo, Gresik, Kulon Progo, Garut, Madiun, Ngawi, Kebumen, Magelang, Serang, Gunung Kidul, Rembang, Banyumas, dan Bantul.
"Dari jumlah tersebut, sebanyak 38 telah mandiri, sementara 21 orang lainnya masih dalam pendampingan. Mereka terdiri atas 57 peternak laki-laki dan 2 perempuan, dengan masa pendampingan antara 12 hingga 72 bulan," jelas Saidah.
Ia menambahkan, BAZNAS berkomitmen untuk terus memperluas program ini agar semakin banyak peternak yang merasakan manfaatnya serta dapat bertransformasi menjadi muzaki.
"Efek domino dari program ini sangat besar. Ketika peternak sejahtera, mereka mulai membeli pakan dari pemasok lokal, menggunakan jasa transportasi, hingga mempekerjakan tenaga kerja dari komunitas sekitar," ujar Saidah.
Iaberharap, program ini bisa menjangkau lebih banyak daerah di Indonesia. "Terima kasih juga kami ucapkan kepada para muzaki yang telah membantu menyejahterakan umat dan mendukung program-program BAZNAS," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Pendayagunaan dan Layanan UPZ dan CSR BAZNAS RI, Eka Budhi Sulistyo, mengatakan bahwa keberhasilan program Balai Ternak tidak terlepas dari pola pendampingan intensif dan sistematis yang diterapkan kepada para peternak.
"Capaian ini menunjukkan bahwa program Balai Ternak berhasil memberikan pendampingan yang optimal kepada peternak di berbagai daerah, meskipun dihadapkan pada beragam tantangan," ujar Eka.
Ia menjelaskan bahwa beberapa tantangan terbesar yang dihadapi peternak binaan meliputi kondisi geografis, aksesibilitas lokasi, cuaca, serta fluktuasi harga pakan dan ternak. Namun, berkat bimbingan dan dukungan berkelanjutan, para peternak mampu mengelola usaha ternaknya secara mandiri dan berkelanjutan.
"Keberhasilan ini juga tercermin dari meningkatnya jumlah peternak yang naik status dari mustahik menjadi muzaki. Hal ini menjadi bukti bahwa program Balai Ternak BAZNAS tidak sekadar memberikan bantuan, tetapi juga menciptakan ekosistem pemberdayaan ekonomi yang berdampak nyata," ujarnya.
Setiap tahun, Balai Ternak BAZNAS terus melahirkan muzaki baru. Pada 2024 terdapat 9 muzaki baru, 2023 (15 muzaki), 2022 (8 muzaki), 2021 (11 muzaki), 2020 (2 muzaki), 2019 (7 muzaki), dan 2018 (7 muzaki). Penghasilan muzaki baru dari program ini berkisar antara Rp6.650.794 hingga Rp34.201.758, dengan nishab pada 2022 sebesar Rp6.607.748 dan meningkat menjadi Rp6.859.394 pada 2024.
Balai Ternak sendiri merupakan salah satu program BAZNAS dalam upaya pengentasan kemiskinan di wilayah pedesaan, dengan sasaran utama peternak mustahik. Komoditas ternak yang dibudidayakan mencakup domba, kambing, sapi, dan ayam broiler. Hingga saat ini, terdapat 51 Balai Ternak BAZNAS yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Kontributor: Amat Setiawan
Editor: AYU