Pandemi
Covid-19 yang
melanda hampir seluruh negara di dunia termasuk di Indonesia ini menyebabkan
kepanikan luar biasa bagi seluruh masyarakat, juga meluluh lantakkan seluruh
sektor kehidupan. Pemerintah Indonesia pun mengambil kebijakan yang
bertujuan untuk memutus rantai penularan pandemi Covid-19. Salah satunya adalah
penerapan kebijakan social distancing, dimana warga harus menjalankan seluruh
aktivitas di rumah, seperti bekerja, belajar, termasuk dalam melaksanakan ibadah.
Penerapan
kebijakan social distancing ini jelas sangat berdampak terhadap seluruh sektor
kehidupan, terutama pada sektor perekonomian, yang secara tidak langsung menyebabkan
tersendatnya laju perekonomian.
Selain
berdampak pada sektor perekonomian, sektor pendidikan juga turut terkena dampak
yang cukup fatal. Kegiatan belajar mengajar terpaksa harus dilakukan dalam
jarak jauh. Akan tetapi, dari kebijakan ini juga banyak pihak yang belum siap
untuk melaksankan pembelajaran melalui jarak jauh atau yang dikenal dengan
sebutan daring ini.
Bukan
hanya kesiapan yang masih perlu dibenahi dari pembelajaran jarak jauh ini,
banyak kalangan yang ternyata tidak bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar jarak
jauh karena terbatasnya kemampuan masyarakat, banyak diantaranya yang tidak
memiliki perangakat yang menunjang pembelajaran jarak jauh.
Dalam
menyikapi fenomena yang terjadi ini, BAZNAS Jabar berupaya terus untuk membantu
masyarakat, salah satunya adalah dengan membuat kampanye "BANTU PELAJAR
KURANG MAMPU UNTUK BELAJAR DARING" dalam rangka menggalang dana demi
membantu para pelajar yang tidak mampu untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh.
Salah satu penerima manfaat dari program ini adalah
Malik. Malik (10) yang merupakan anak yatim di
usia sekecil ini, harus tumbuh menjadi sosok yang lebih dewasa dibandingkan
dengan anak seusianya. Karena neneknya
yang sudah lanjut usia, dan ibunya yang mengidap keterbelakangan mental, segala
urusan rumah harus dilakukan olehnya. Termasuk
untuk belajar, Malik harus mengerjakan tugas-tugas sekolah seorang diri, tanpa
bimbingan dari orang tuanya.
Bahkan, di masa seperti saat
ini yang mana sekolah memberlakukan pembelajaran jarak jauh, karena
keterbatasan ekonomi, Malik sangat kesulitan untuk mengikuti proses belajar,
sebab ia tidak memiliki HP atau fasilitas komunikasi penunjang belajar online. Selama ini, untuk mengikuti proses belajar, Malik
terpaksa harus menanyakan kepada teman- teman terdekatnya, kemudian ia ikut belajar
bersama temannya tersebut, juga ikut dibimbing oleh orang tua temannya.
Alhamdulillah
berkat program kampanye tersebut, kini Malik dapat mengikuti pembelajaran
daring tanpa kesulitan lagi. BAZNAS Jabar akan terus berupaya untuk mendukung
para pelajar yang kurang mampu agar mereka dapat mencapai masa depan yang
gemilang.