Rp 501.139
Setiap anak tidak bisa memilih ingin dilahirkan di keluarga mana dan dalam kondisi seperti apa. Tentunya setiap manusia tidak ada yang bisa meminta untuk dilahirkan dengan kondisi orang tua lengkap atau justru tanpa orang tua. Atau bahkan terlahir di keluarga yang serba berkecukupan. Semua sudah ditakdirkan oleh Allah.
Persoalan pendidikan bagi anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu adalah persoalan yang sangat besar, karena orang tuanya tidak mampu membiayai, banyak diantara mereka yang pada akhirnya rela untuk berhenti mengenyam pendidikan yang mana bisa membantu mereka menggapai cita-cita mereka. Pendidikan menjadi dasar dan bekal bagi mereka dalam menjalani kehidupan kedepannya.
Salah satunya adalah Raisya Dewi Lestari (11 tahun) warga Kp. Sukamekar, RT. 003 RW. 010, Kelurahan Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandug Barat. Raisya merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara.
Ayah Raisya yang merupakan seorang buruh hanya berpenghasilan 80 ribu rupiah per hari. Dengan penghasilan tersebut, orang tua Raisya sangat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan Raisya dan kedua saudaranya. Kakak Raisya yang bernama Deri terpaksa putus sekolah, dan adik Raisya yang bernama Anggun yang semestinya sudah mulai memasuki taman kanak-kanak belum bisa bersekolah karena tidak adanya biaya,
Saat ini pun Ibu Raisya sedang dalam kondisi sakit. Penyakit komplikasi jantung, paru-paru, dan lambung yang diidapnya membuat Ibu Raisya harus berobat secara rutin dan tidak boleh kelelahan, sehingga ayahnya lah yang menjadi tulang punggung keluarga.
Jangankan untuk biaya pendidikan, untuk makan sehari-hari pun mereka masih kesulitan, bahkan tak jarang jika ayahnya tidak membawa uang, mereka terpaksa berpuasa. Selain itu, untuk tempat tinggal pun mereka tidak memilikinya.
Saat ini, Raisya dan keluarga menempati rumah di Tengah perkebunan milik orang lain. Tempat tinggal yang mereka tempati saat ini merupakan bentuk kepedulian warga yang merupakan pemilik kebun terhadap keluarga Raisya. Namun, kabarnya tanah dan bangunan tersebut akan dijual, sehingga Raisya dan keluarga perlu bersiap diri jika diminta mengosongkan tempat sewaktu-waktu.
Karena hal itu lah, akhirnya orang tua Raisya memutuskan untuk Raisya dititipkan di salah satu pondok pesantren di wilayah Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Dengan hanya bermodalkan keberanian, ayah dan ibu Raisya menitipkan Raisya di Ponpes Al-Huda tanpa membekali Raisya sepeser rupiah pun. Alhamdulillah pemilik pondok menerima dengan baik Raisya yang masuk tanpa dikenakan biaya tersebut.
Namun, karena ponpes tersebut tidak dilengkapi dengan fasilitas pendidikan formal, Raisya yang kini mengenyam bangku kelas 6 SD, harus bersekolah di sekolah lain, sehingga memerlukan banyak biaya untuk menunjang pendidikannya.
Sahabat, pendidikan adalah modal terpenting bagi Raisya untuk meraih cita-cita dan kehidupan yang lebih layak, untuk itu mari bantu Raisya dan anak-anak dhuafa lainnya melalui: baznasjabar.org/bantuanpendidikan